Selasa, 16 Juli 2013

Egoisme saya

(dulu) Naik gunung atau mendaki gunung (lewati lembah) dahulu adalah kegiatan yang tidak diminati banyak orang. Malas, takut, dan tidak mau repot adalah alasan utamanya. Para pendaki gunung, entah penikmat alam atau pencinta alam, tak jarang mendapat julukan orang yang aneh, karena rela merepotkan diri dengan kegiatan itu. Mulai dari persiapan mendaki hingga selesai mendaki, kita akan di hapadakan pada kerepotan yang luar biasa. Mulai dari sebelum mendaki, fisik, mental, barang bawaan, informasi medan, dan kondisi cuaca di gunung yang akan didaki harus dipersiapkan dengan matang, karena jika  gagal memprediksi kondisi cuaca atau medan, bisa-bisa mati di gunung atau tersesat, dan mungkin di sembunyikan jin (ini pernah terjadi). Saat mendaki lebih sulit, yang dihadapi adalah hawa nafsunya sendiri, seperti kata Nabi Muhammad, musuh terbesar manusia adalah hawa nafsunya sendiri. Keluar dari kondisi nyaman, dan mengalahkan ego harus di lakukan. Setelah mendaki adalah fase yang paling sulit, karena manusia akan sulit menghapus memori-memori indah dan romantisme kebersamaan saat di gunung (tssaah).


eiitss. Itu dulu. Sekarang sudah beda. Naik gunung sekarang sudah banyak peminat, tapi anehnya cuma gunung Semeru yang banyak peminat. Bagaimana gunung-gunung lain? tetap sepi seperti biasa. Sedikit informasi tentang Semeru, gunung ini adalah gunung vulkanik aktif yang tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 dpl. Sebagai seorang pemuda yang pernah mengikuti kegiatan pencinta alam di SMA, Gunung Semeru adalah gunung impian untuk membuktikan diri pada orang-orang, selain karena ketinggiannya, persiapan fisik, mental, cuaca dan medan menjadi tantangan tersendiri. Seorang pendaki pemula, seperti saya, harus mencoba gunung-gunung lain dahulu sebelum mendaki gunung ini agar bisa menyesuaikan diri. Namun sekarang, mendaki gunung Semeru sepertinya mudah. Terbukti semakin banyak orang sudah mencapai puncak gunung Semeru. Meskipun rata-rata baru pertama kali naik gunung, banyak dari mereka berhasil.

Saya sekarang jadi bingung cara membuktikan diri. Puncak mahameru sudah tidak lagi seperti dulu. Sudah ramai orang, sudah banyak foto dan cerita tentang mereka yang sudah mencapai puncak ini. Saya ingin menghujat orang-orang yang tidak pernah ke gunung, lalu tiba-tiba naik ke gunung Semeru, tapi apa hak saya. Saya malas dibilang egois karena merasa gunung Semeru hanya milik orang yang sudah sering naik gunung. Ah Biarlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar