Jumat, 02 Oktober 2015

Titin

Titin adalah gadis yang tak bisa bicara, dia bicara dengan jari, tangan, dan senyum. Banyak dari kami yang tidak mengerti. Hingga suatu hari titin harus pergi dalam waktu yang cukup lama. Titin datang memeluk kami. Saat itu kami sadar dia memiliki satu bahasa yang kami semua mengerti, cinta.

***

Suatu hari yang lain, Titin datang ke pondokan kami bersama dengan teman-temanya. Wajahnya ceria melebihi anak-anak lainnya. Dia tak banyak bersuara, tapi kami tahu dia lebih bahagia daripada temannya yang lain, bahkan lebih bahagia dari kami yang bisa tertawa dan berbicara.

***

Saat kami hendak pulang, Titin datang membawa surat singkat dan pelukan hangat. Kami tak pernah tahu dia bisa menulis. Kami juga tak pernah tahu dia bisa membuat surat yang begitu dalam. Kami tak pernah tahu, mungkin kami tak pernah mau tahu,

***

Titin tak pernah bersedih, satu lambaian tangan dan tawa singkatnya sudah cukup membuat kami tahu. Titin tak pernah bersedih, bahkan ketika kami harus pulang dan tak akan kembali dalam waktu singkat. Mungkin, dia tahu bahwa kehilangan adalah cara yang paling tepat untuk mengingat.

***

Titin adalah seorang anak di tempat KKN yang mempunyai keistimewaan. Dia lebih banyak memberi pelajaran berharga daripada kami.