Jumat, 31 Oktober 2014

cerita singkat

mari saya ceritakan sebuah kisah tentang seorang kakak yang sangat berbahagia memiliki seorang adik yang begitu mencintainya. Saking bahagianya dia sampai-sampai tidak tahu apa yang harus dia ceritakan tentang adiknya, sampai-sampai kisah ini harus saya akhiri karena tak ada lagi yang bisa saya ceritakan karena terlalu bahagia.

tamat

Selasa, 21 Oktober 2014

Puisi Penghabisan

Saya bertanya pada kelabu dimana kamu
Katanya kau di ranjang bercinta dengan seseorang
aku bilang "asuuu"
kelabu bilang "tenang"

saya pulang lewat persimpangan,
terlihat kamu dalam gembira setelah bercinta
aku bertanya "kamu senang"
kamu menjawab "tak usah ditanya"

aku pulang dengan berang
kamu terus berwajah senang
aku jalan pulang
kamu tetap di persimpangan

Minggu, 12 Oktober 2014

Sambutan

-  jo, nanti ikut nonton ludruk yo di kantor desa
+ ludruk? kok tumben lik??
-  mbuh, aku cuma disuruh ajak pemuda biar dateng. pak camat,  pak koramil, dan orang-orang penting pada dateng jo. katanya Pak kades mau ngehormatin tamunya, makanya semua pemuda disruh dateng, biar rame.
+ halah, tamu-tamunya juga orang-orang sini. kok repot-repot banget nyuruh semua pemuda dateng. memang lakonnya apa lik?
-  hanoman kawin. kata Pak Kades yang bawa lakonnya orang-orang dari jauh. Spesial dateng cuma buat menghibur tamu penting jo.
+ hanoman kawin?? sama siapa lik??
-  lah, kok malah tanya sama siapa. ya aku gak ngerti jo. makanya kalo mau tau gimana hanoman kawin dateng aja. lumayan dapet gorengan gratis plus dapet lihat gadis-gadis kampung.
+ walah lik, gadis-gadis kampung palingan si wiwin anaknya lik narto, kalo gak si sri anaknya pak bambang penyuluh pertanian itu. kalo cuma mereka, tiap hari saya juga lihat lik. lha wong tiap hari lewat depan pos ronda.
- yowis lah, sing penting dateng nanti malam, saya mau ngabarin pemuda yang lain.

Kampung Gurem adalah kampung kecil di sudut wilayah Kecamatan Parkit Kidul. tetapi anehnya, banyak tokoh-tokoh penting kecamatan yang tinggal di Kampung Gurem. Pak Camat adalah salah satunya, yang entah secara kebetulan atau tidak adalah saudara dari Pak Kades. Lik To, sebagai tokoh pemuda yang sudah tidak muda lagi jadi sibuk setengah mati memberi tahu pemuda supaya dateng ke kantor desa nanti malam buat nonton ludruk. Malamnya, sesuai dengan permintaan pak Kades, seluruh pemuda datang ke kantor desa, ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak, gadis-gadis, termasuk Sri dan Wiwin yang sering di lihat karjo kalo mereka mau ke pasar. Tepat jam 8 malam acara mulai, musik dimainkan, MC naik keatas memberi sapaan hangat tapi kalah sama dinginnya udara kampung Gurem. Maklum deket gunung. MC mulai bicara.

- selamat datang bapak-bapak, ibu-ibu sekalian, pemuda-pemuda juga selamat datang. Ludruk hari ini diadakan dalam rangka memperingati keberhasilan kampung Gurme jadi kampung paling bersih. Berkat Pak kades yang tak lupa memberi anjuran pada warga sekalian.

Orang-orang bertepuk tangan malas, anak kecil menangis minta pulang, ada ibu-ibu gendut jatuh kepeleset kulit pisang. Semua orang tertawa. Si Ibu malu tak jadi nonton kemudian pulang. MC mengambil alih perhatian lagi.

- Jadi warga-wrga sekalian, pasti sudah tak sabar. Pementasan ludurk malam ini berjudul hanoman kawin.

penonton bertepuk kencang,

- tapi, sebelum acara dimulai, kita harus memperkenalkan tamu yang jauh-jauh hadir ke kampung kita tercinta ini. selamat datang untuk Pak Camat dan Bu Camat selaku penggerak PKK kecamatan, Pak Koramil, Pak Kapolsek, Pak kades dan Bu Kades selaku penggerak PKK Desa, dan Ketua Panitia acara ini Pak Hamid.

Semua tamu tersenyum manggut-manggut, warga desa sibuk sendiri.

- Susunan acara hari ini adalah, pembukaan, sambutan, penyerahan hadiah, dan pementasan ludruk. Pertama-tama marilah kita buka acara ini dengan bacaan basmalah.

Semua warga, serentak bersuara, bismillahirrahmanirrahim.....

- Acara selanjutnya sambutan, pertama sambutan dari pak Camat, waktu dan tempat dipersilahkan

diiringi tepuk tangan malas, Pak Camat dengan batik merahnya melangkah tegap ke panggung, membawa secarik kertas, mengetes microphone dan mulai berbicara.

- Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat malam pada Pak Koramil, Pak Kapolsek, Pak kades dan Bu Kades selaku penggerak PKK Desa, dan Ketua Panitia acara ini Pak Hamid, dan warga yang berbahagia.Malam hari ini kita berkumpul.... bla...blaa....

Setelah Pak Camat, pak Pak Koramil memberi sambutan soal kemanan ternak, lalu Pak Kapolsek soal maling yang berhasil dutangkap kemarin, dilanjutkan Pak kades tentang desa yang semakin bersih, kemudian Bu Kades selaku penggerak PKK Desa mau bicara soal KB, dan yang terhakhir Ketua Panitia acara ini Pak Hamid untuk laporan. Tapi Belum Sempat bu Kades naik podium, warga sudah berkurang setengah. kelalahan menunggu sambutan katanya. setengahnya lagi sibuk ngantri gorengan karena yang jaga Mbok Dariyah janda binal kampun Gurem, dan setengahnya lagi entah kemana, sepertinya juga pulang karena anaknya sudah merenge, ngantuk minta pulang.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Terburu-buru

apakah besok pagi kita akan berjumpa lagi? berjumpa dalam tenang tanpa nafas yang menderu seperti ini. Aku suka dirimu saat tersenyum manis, bukan seperti sekarang. Berapa kali ku katakan kau sangat cantik tanpa matamu nanar dan mengecawakan itu. Maaf kan aku terlalu menuntutmu. maafkan aku membuatmu melotot seperti hari ini. Aku tak ingin menyakitimu. Dengan seluruh ide tentang cinta yang dapat kupahami dan seluruh nafsu kelaki-lakianku, aku mencintaimu. Kadang ku sebut kau binal, tapi janganlah kau ambil hati, itu hanya usahaku untuk mendapat cubitan di perut atau rengekan manjamu yang selalu kusuka. Ahh, tapi besok aku mungkin tak akan menemukanmu lagi. Maafkan aku, membuatmu melotot seperti hari ini. Aku tak ingin menyakitimu. Aku ingat suatu hari saat kau ingin pergi pagi-pagi sekali, "melihat matahari pagi itu menenangkan", katamu. Itu hari yang indah sayang, rambutmu terurai mesra, wajahmu berwarna kuning keemasan, sedikit gelap disatu sisi, tapi aku menikmatinya. Kau tersenyum manis sekali. Sudah kukatakan berulang kali kau cantik jika tersenyum. Bukan dengan mata melototmu itu. Rona pagi yang sebentar lagi muncul tak akan bisa kau nikmati dengan mata melotomu itu.

oh ya, sebelum aku pergi, harus kuceritakan padamu soal ayahmu yang terburu-terburu menikahkan kita, aku benci itu. aku tak bisa hidup dalam takanan waktu, apalagi dari ayahmu. Ibumu pun demikian, kau pun demikian. Sudah berapa kali ku katakan aku benci hidup terburu-buru. Mungkin keluargamu tak mengerti ucapanku, kau pun sepertinya tak mengerti.

Semoga tali dilehermu, mata melototmu, dan lidahmu yang terjulur itu bisa membuat semuanya mengerti. Aku tak bermaksdu menyakitimu, hanya ingin membuatmu mengerti. Kini harus kutinggalkan kau dalam rona pagi yang tak bisa lagi kaunikmati. selamat tinggal.