Senin, 29 Juli 2013

Berita Kita Hari Ini (bagian 2)

Tidak bisa dipungkiri bahwa nyawa dari sebuah koran adalah pembaca, sehingga artikel yang ada harus memenuhi tuntutan para pembaca. Inilah yang kemudian sering memunculkan istilah bad news is a good news. Istilah tersebut namapaknya juga mempengaruhi bentuk-bentuk judul yang ada di dunia maya saat ini. Memang judul harus memberi gambaran sebuah berita, tapi judul yang ada seharusnya tidak menimbulkan penafsiran liar dari pembaca sebelum membaca keseluruhan isi berita.

Beberapa hari yang lalu di halaman facebook saya, ada iklan berita seperti ini, "Bulan Ramadhan Dewi Cinta Justru Rilis Video Seksi" yang disertai foto seorang gadis yang setengah telanjang dengan sensor di bagian dadanya. Iklan berita tersebut tentu saja menimbulkan penafsiran negatif bagi para pembaca. Penafsiran yang ada kemungkinan seperti ini; foto yang di pasang adalah potongan video seksi tersebut, Dewi Cinta tidak peduli dengan Bulan Ramadhan, Dewi Cinta sengaja membuat video seksi di Bulan Ramadhan. Kenyataannya, setelah membuka tautan berita tersebut, tidak ada berita seperti itu dalam halaman yang terbuka. Tautan tersebut hanya mengarahkan saya pada halaman depan sebuah situs berita selebritis yang lumayan terkemuka (kapanlagi.com).

Dengan judul seperti itu, tidak menutup kemungkinan orang hanya akan menafsirkan berita berdasarkan informasi yang sudah dia dapat dari judul tersebut, tanpa melihat kenyataan yang ada. Meskipun orang yang membuka kecewa karena tidak mendapatkan berita dan juga video seksi yang diinginkan, tetapi penafsiran yang sebelumnya sudah ada akan terus dianggap sebagai kebenaran. Kenyataan yang sebenarnya dari berita tersebut, setelah mencari dari sumber berita yang lain, adalah Dewi Cinta merupakan penyanyi yang memang mengeluarkan video, tetapi video tersebut adalah video klip dan bukan video pribadi. Unsur di video tersebut memang menonjolkan keseksian, tetapi, menurut Dewi Cinta, video tersebut masih berada dalam jalur yang tepat dari sisi seni sehingga tidak ada yang bisa dipermasalahkan. Selain itu, Dewi Cinta adalah penyanyi yang memang gemar menonjolkan keseksiannya di dunia hiburan tanah air sehingga tidak ada kejutan berarti dalam rilis videonya tersebut. Kemudian terkait dengan Bulan Ramadhan, menurut Dewi Cinta lagi, tidak ada kesengajaan dalam rilis videonya tersebut. Waktu perilisan video tersebut karena mengikuti jadwal yang sudah diatur oleh label yang menaunginya.

Permasalahan dalam judul berita ini adalah, ketika judul tersebut telah membuat pembaca menginterpretasikan berita tanpa membaca fakta yang ada. Akibatnya bisa bermacam-macam, dari stigma negatif yang disematkan pada Dewi Cinta, hingga cemoohan yang berujung pada ancaman akibat dianggap menodai kesucian ramadhan bisa saja terjadi. Hal ini menandakan ada sesuatu yang salah dalam judul berita tersebut. Mungkin Friedrich Nietzsche pernah berkata "There are no facts, only interpretations", tapi saya yakin interpretasi yang dimaksudkan Nietzsche adalah interpretasi dari fakta-fakta yang ada dan bisa dipertanggungjawabkan, dan tidak ada yang lebih buruk daripada interpretasi yang berdasarkan pada sesuatu selain fakta-fakta yang ada.

Pada akhirnya, kepekaan dari pembaca di dunia maya menjadi sangat penting. Kepedulian untuk mencermati judul yang ada dan membaca keseluruhan isi berita tanpa membuat kesimpulan yang terburu-buru akan membantu para pembaca dunia maya menjadi orang-orang yang lebih bijak dalam mencermati setiap fenomena di masyarakat, dan tentu saja akan mempengaruhinya dalam bertindak ataupun berpendapat, baik di dunia maya ataupun nyata.


-Tamat-


(ditulis oleh mahasiswa hubungan internasional yang mulai merasa menjadi mahasiswa komunikasi setelah tulisan ini diposting)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar